mimpi mimpiku yang memimpikanku tiada

Senin, 28 November 2011

Malam minggu kali ini, hujan lebat sekali. Tepat pukul 21:30 aku tertidur dalam anganku. Entah mengapa malam itu, aku memimpikan diriku yang lain. Yang seakan-akan akan terjadi sesuatu dalam hidupku. Dalam lelapku, aku bermimpi tentang sesuatu yang ganjal. Di dlam mimipiku, aku bermimpi semua orang yang dekat denganku memberikanku seikat bunga melati kepadaku dan berbicara “ tenang ya disana. Aku pasti merindukanmu” sampai sekarang aku tak tau maksdud dari semua itu.
Malam berikutnya sebelum tidur, aku sempat meliat jadwal sekolah yang tertempel di almariku sebelum tidur. Aku melihat jadwal hari yang pling aku benci. Hari kamis. Karena ada pelajar olahraga, dan aku benci olahraga. Setelah menata buku, aku kembali tertidur. Kali ini mimpiku bagai lanjutan dari mimpi kemarin. Terlihat aku dan teman-teman sekelasku, berada di lapangan basket sekolahku. Kami pun melakukan olahraga seperti hari- hari kamis biasanya,mungkin karena lelah. Nafasku terbengkalai. Tetapi aku masih harus berlari mengelilingi lpangan sebanyak 5x. Baru 2x aku berlari mengelilingi lapangan, nafasku semakin sesak, kepalaku pusing, wajahku terlihat pucat, dan akupun terpingsan. Guruku dan teman – teman histeris melihatku, dan membawaku ke UKS. Lama berada di UKS sampai waktu pulang hamper tiba, aku masih terbujur lemas. Akhirnya guruku memutuskan membawaku ke rumah sakit terdekat. Sebut saja rumah sakit mitra usaha. Disana setelah 1 malam menginap, ayah dan ibuku memutuskan untuk membawaku ke rumah sakit semarang yang lebih berkualitas. Saat itulah di mimpiku, aku berdiri tepat sebelah ranjang tempatku terlelap. Nampak sahabat – sahabatku menjengukku. Mereka menangis dan mendoakanku. Sampai salah seorang temanku Dea ia datang dengan menangis histeris. Saat mereka menangis di pelukku terlihat air mataku mengalir terjatuh. Mereka menyambut tangisan air mataku dengan gembira. Namun seketika jantungku tak berdetak lagi. Sahabt- sahabtku serta orang tua menangis’I kepergianku, sampai ada dokter yang memompa jantungku hingga kembali berdetak lagi. Beberapa hari dari kejadian itu aku tak bernafas lagi. Di saat itu aku menangis’I jasadku yang terbujur kaku di tengah – tengah sahabatku. Jam alarmku berbunyi akupun terbangun dari mimpi burukku. Saat itu aku hanya berdoa agar semua itu hanyalah mimpi saja.

0 komentar:

Total Tayangan Halaman