IBU

Rabu, 14 Agustus 2013

Ibu..Ibu..Ibu..
Jangan pernah sia-sia'in orangtua kalian guys. Tanggal 2 Agust 2013. semua terasa berjalan seperti biasa. Ibu membangunkan aku yg selalu kesiangan gitu hehe.. nyuruh ini itu seperti ibu biasanya lah yaa. Semua udah selesai aku kerjain. aku duduk nonton tv sama ayahku yg udah pensiun. tiba-tiba aja ada orang datng kerumah bilang klo ibuku kecelkaan. OMG!!
Sepanjang jalan aku berharap takkan terjadi hal buruk terhadap ibuku. Tapi semua harapanku pupus ketikmemasuki ruang UGD. Ibuku tengah terbaring tak sadrkan diri. apalagi ucapan dokter itu yang mengatakan keadaan ibuku sudah buruk. pendarahan diotak. dan darahnya gak berhenti keluar dari kepla. apa yang aku rasain guys ? bingung, sedih, takut. semuanya itu membuatku gak kuat berdiri lagi. aku hanya duduk melihat ayahku mondar-mandir kebingungn. aku cuma duduk dengan memegang baju dan tas ibuku. kaki ini terasa kaku. bibir ini tak sanggup berkata-kata. Ayah ingin menindahkan ibuku kerumah sakit yang lebih baik di semrang. tapi kndisi ibu tidak memungkinkan. kita orang biasa nilai kesadarannya adlah 15. sedangkan ibuku baru mencapai angka 5. akhirnya dipindahkan kerumah sakit yang lebih baik daripada rumah sakit umum. Ibuku masuk ICU. entah berapa selang yang dimasukkan kedalam tubuhnya. keplanya terus mengeluarkan darah. malam itu aku sediki terhibur dengan kedatangan sahabat-sahabatku. Pagi harinya tanggal 3 Agust 2013 aku bangun untk saur. setelah sahur aku masuk ruamh ICU menunggui ibuku yang belum sadar dengan membacakan ayat-ayat alqur'an untuk ibu. sekitar pukul 04.30 pagi aku kemushola dengan budheku untuk sholat subuh. setelah aku selesai berdoa dan budheku selesai mengucap salam. hp budheku berbunyi. entah apa yang dibicarakan aku tak tau. ia membawaku berlari menuju ruang ICU. budhe tak memperbolehkanku masuk ruang'an. tapi aku mengelak, aku berlari dan masuk. kulihat kedua kakaku sudah menangis, ayahku bersandar didinding menahan tangis. dan aku yang baru sampai didepan pintusudah tak kuat bediri melihat alat-alat itu dicopot dari tubuh ibu. dan mulut ibuku yang ditutup oleh kassa. aku terjatuh. takkuat berdiri. air mataku takpernah bisa berhenti. aku takpercaya ini terjadi. rasanya ini mimpi. gak mungkin! sampai akhirnya kakakku memelukku dan berkata " mungkin ibu lebih baik dirawat sama tuhan vi, kalo ibu hidup malah kasian. ibu gagar otak, gak bisa ngapa2in. tega kamu ? " aku hanya menggelengkan kepala " kamu harapan ibu. ingetkan apa keinginan ibu ? via harus jadi dokter! harus! via mau ya ?" aku menggangguk dengan cepat dan pasti. aku bejanji dengan jasad ibuku. aku akan dan harus menjadi seorang dokter. aku dan kakak-kakaku mencium kaki ibuku. masih terasa hangat.dan aku berharap akan terus terasa hangat. aku mencium kaki suci itu dengan berkata maaf berkali-kali. tuhan , kenapa engkau tak mengijinkan ibuku menyaksikan aku lulus dengan gelar kedokteraan ? aku gak kuat berjalan keluar dari ruangan. pacar kakakku dan omku yang membopongku keluar. mata ini membengkak. air ini mengalir tanpa henti. aku takpernah membayangkan hal ini terjadi. kemarin ibuku masih sehat. masih memasak. masih melakukan kegiatan biasa. kenapa sekarang seperti ini? aku harap ini cuma mimpi. sampai rumah sahabat-sahabatku datang. hati ini tak kuat menahan semua ini sendiri. aku ceritakan semuanya. mereka selalu ada untuku.

aku mengikuti kegiatan pemakaman. dari pemandian jenazah. dan lain sebagainya. sampai ibuku sudah terbungkus kain putih aku menciumnya. kurasa ini bukan ibuku. gak mungkin ibuku pergisecepat ini. didalam peti ditaruh baju gamis putih. sebelum ibu meninggal dia bilang " nduk, aku beli baju gamis putih-putih. aku mau make pas lebaran. " yaa mungkin itu suatu firasat yang dirasakan ibuku. malam sebelum kecelakaan ibuku berkata pada ayahku " aku capek. aku mau tidur. badanku capek" itu mungkin juga. tapi kenapa ibu menggilakanku ketika aku masih seperti ini ?

setelah kepergian ibu. aku mencoba menjadi dewasa. tak ada anak manja lagi. pekerjaan rumah yang belum terselesaikan pun aku selesaikan. tak ada makanan ? aku juga bisa masak. yang kukhawatirkan hanya satu. Ayahku. aku tak mau ayahku terpuruk. aku tak mau ayahku terus-menerus sedih sperti ini. apalagi kalo liburanku sudah habis. kedua kakaku bekerja dan aku sekolah. ayah sendirian dirumah. kuharap takkan membuatnya sedih dan teringat. sampai sekarang aku masih merasa ibuku masih hidup. aku masih punya ibu. ibuku masih disini.cuma bedanya aku bisa ketemu ibu cuma dimimpi aja.

jadi, buat kalian semua yang masih punya orangtua. janggaaaaan sampekk kecewain mereka. sayangi meereka. karena mereka menyayangi kalian dengan tulus. jangan sampai kalian menyesal seperti aku.

Total Tayangan Halaman