Tugas B.indonsia

Senin, 25 Juli 2011

Pulau Dewata
Liburan kenaikan kelas, aku di ajak saudaraku pergi ke Bali. Aku berada di Bali kurang lebih 5 hari. Di Bali banyak object wisata yang dapat di kunjungi. Salah satunya adalah pantai kuta, di pantai kuta banyak arena olahraga air yang menantang nyali dan menyangkan. Saat di Bali keluargaku lebih memilih untuk menginap di hotel. Saat malam hari di pulau Bali, aku pergi berkeliling kota Denpasar menggunakan mobil. Setelah capek berkeliling, akupun kembali ke hotel dan tidur. Tak terasa telah 4 hari lamanya aku di pulau Bali. Dan sore harinya pulang menuju ke pati. Sepanjang perjalanan aku hanya tidur karena terlalu lelah. Saat perjalan menyebrang ke pulau jawa sekitar pukul 02.33 fajar pagi hari , pemandangannya sangatlah indah. Setelah menyabrang, akupun kembali tidur. Sampai Patipun aku masih tertidur dan terbangun saat di bangunkan.

Bermain peran dengan naskah yang di tulis siswa

Senin, 18 Juli 2011

D.bermain Peran
Sebagai kelanjutan dari pembelajaran
sebelumnya, pada kegiatan pembelajaran
ini, kalian akan dilatih untuk memainkan
naskah yang telah ditulis pada kegiatan
sebelum ini. Memainkan peran sama
dengan berakting untuk tidak menjadi
diri sendiri. Dibutuhkan kemampuan
memahami isi naskah dan menafsirkan
peran yang akan dilakonkan.
Beberapa latihan yang dapat kalian
lakukan sebelum memerankan sebuah
peran, antara lain sebagai berikut.
1. Latihan vokal, tekanan, emosi, gestur, dan konsentrasi
a. Drama dimainkan dengan mengandalkan kekuatan
vokal para pemerannya. Oleh karena itu, latihan untuk
menguatkan vokal ini harus ditekuni. Latihan ini bisa
berupa pengucapan vokal a, i, u, o, e. Vokal harus jelas
dan keras karena pentas drama tidak menggunakan
pengeras suara.
b. Latihan tekanan dilakukan dengan mengucapkan
kalimat-kalimat yang mendapatkan tekanan pada katakata
tertentu.
Misalnya : ucapkan kalimat berikut dengan tekanan pada
kata yang digarisbawahi!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
c. Latihan emosi dilakukan dengan melatih kepekaan hati
atau perasaan kalian hingga menjadi mudah untuk
diajak berekspresi baik untuk marah, menangis, tertawa,
membentak, dan sebagainya.
D. Bermain Peran
Aspek: Berbicara
Standar Kompetensi:
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bermain peran
Kompetensi Dasar:
6.1. Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa
40 Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas VIII
Laitihan dapat dilakukan dengan melakukan
perenungan, pejamkan mata pikirkan sesuatu yang
menyedihkan terus lakukan hingga tanpa terasa air mata
kalian meleleh keluar sebagai ekspresi kesedihan. Setelah
beberapa lama kalian bersedih cobalah untuk tiba-tiba
tertawa terbahak-bahak dan seterusnya.
d. Latihan gestur adalah melatih gerak tubuh untuk
mendukung ekspresi dialog, misalnya tangan
menunjuk, mengangkat kedua telapak tangan sebagai
ekspresi kepasrahan, berjalan mondar-mandir sebagai
ekspresi kepanikan dan sebagainya.
e. Latihan konsentrasi dilakukan dengan pemusatan
pikiran untuk menjernihkan pikiran dan perasaan.
Latihan ini biasanya mengawali seluruh latihan dapat
juga mengakhiri seluruh rangkaian latihan.
2. Latihan pembacaan naskah
Setelah semua rangkaian latihan penunjang di atas dilakukan
maka latihan pembacaan naskah dilakukan yang dipimpin oleh
sutradara. Semua pemeran membaca naskah dengan ekspresi
dan sutradara membetulkan pembacaan yang kurang sesuai.
3. Persiapan akhir
Sehari sebelum pentas, dilakukan latihan terakhir yang
merupakan tiruan pentas. Cerita yang dipilih diperankan seperti
tuntutan naskah, seolah-olah pentas sebenarnya, hanya belum
menggunakan kostum dan belum ditonton oleh penonton.
Buku :: MARYATI
MAR Bahasa dan sastra Indonesia 2: untuk SMP/MTs kelas
k VIII/Maryati dan Sutopo -- Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.hal :39

C. Bermain Peran
Naskah drama yang kamu tulis merupakan hasil karya yang hebat. Melalui kegiatan ini
kamu akan berlatih memerankan naskah drama. Kemampuanmu membawakan naskah drama
dapat kamu gunakan untuk mengisi pentas seni di sekolahmu. Selain itu, memerankan naskah
drama dapat menjadi media ekspresi yang dapat melatih emosimu. Bagaimana memerankan
drama dengan baik? Kegiatan pembelajaran berikut ini dimaksudkan supaya kamu mampu
bermain peran dengan baik dan dengan cara improvisasi sesuai dengan naskah yang kamu tulis.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi bermain
peran adalah (1) mempersiapkan dan mendalami isi naskah, (2) berlatih melafalkan dialog, (3)
merancang pemeranan naskah drama, dan (4) mementaskan naskah drama sesuai dengan
naskah yang kamu tulis dan dengan cara improvisasi.
1. Mempersiapkan dan Mendalami Isi Naskah
Pada pelajaran kali ini kamu akan berlatih memerankan tokoh atau
pelaku yang terdapat dalam sebuah naskah drama. Pada pelajaran yang lalu
kamu telah ditugasi untuk menyusun sebuah naskah drama. Bila kamu tidak
menemukan sebuah novel yang cocok sebagai naskah drama, kamu dapat
menyusun naskah drama itu berdasarkan kejadian sehari-hari yang kamu alami,
77 Orang-orang di Sekitar Kita 4
Panggung menggambarkan sebuah ruangan kelas setelah jam pelajaran olahraga. Suasana
masih sepi, baru beberapa orang siswa yang mulai masuk ke kelas. Siswa yang lain masih berganti
pakaian. Tampak Ani, salah seorang siswi di kelas itu sedang menangis dikelilingi beberapa orang
temannya.
01. Hanna : (Duduk di samping Ani) Sudahlah, jangan menangis! Menangis tidak akan
menyelesaikan persoalan.
02. Ani : (Sambil terisak-isak menangis) Uang itu untuk membeli obat adikku yang sedang
sakit, Han! Sepulang sekolah ibu menyuruhku singgah di apotek.
03. Anto : Memangnya, di mana kamu simpan uang itu?
04. Ani : Aku simpan di dompetku dan dompet itu sekarang hilang.
05. Hanna : Memangnya kau simpan di mana dompet itu?
06. Ani : (Mengingat-ingat kembali) Rasanya, aku simpan di dalam tasku.
07. Anto : Siapa yang tinggal di kelas waktu jam olahg raga tadi?
08. Hanna : Oh ya, aku ingat, tadi Agus tidak ikut olahraga.
09. Anto : Apa mungkin dia yang mengambil uang itu?
10. Hanna : Bisa saja, karena hanya dia yang ada di ruangan saat jam olahraga.
11. Ani : (Menatap penuh kebingungan) Jadi kalian menuduh Agus yang mengambil
dompetku?
12. Anto : Aku yakin pasti dia yang mengambilnya. Kita semua tahu kalau selama ini hanya
dia yang suka membuat ulah di kelas kita.
13. Hanna : Bagaimana kalau kita laporkan pada wali kelas?
Dari arah pintu masuk seorang siswa, berjalan dengan langkah pincang.
14. Hanna : (Setengah berbisik) Itu dia anaknya!
15. Anto : Hai Agus, kenapa kamu tidak ikut pelajaran olahraga?
16. Agus : Kenapa kamu terlalu mau tahu urusanku! Aku mau olah raga atau tidak, kamu
tidak perlu tanya-tanya! (bicara dengan gayanya yang sinis)
17. Hanna : (Dengan nada keras) Pasti kamu yang mengambil dompetnya Gus!
misalnya tentang peristiwa salah paham dengan sesama teman atau tentang teman yang
sakit, tentang persahabatan.
2. Berlatih Melafalkan Dialog dengan Ekspresi, Jeda, Nada, dan Intonasi yang Tepat
Langkah persiapan lain yang harus dilakukan bila kita ingin memerankan naskah
drama adalah berlatih melafalkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam dialog dengan
intonasi yang tepat. Sebagai latihan, lafalkan dialog tersebut dengan intonasi yang tepat!
a. Berkelompoklah 5—6 siswa! Setiap kelompok melafalkan dialog para tokoh
tersebut!
b. Kelompok yang lain akan menilai dari segi (1) kesesuaian intonasi sesuai dengan isi,
(2) ketepatan lafal, dan (3) ekspresi dialog
Coba lafalkan pula kalimat-kalimat berikut ini dengan ekspresi, jeda, nada, intonasi,
dan gaya pengucapan yang tepat sesuai dengan tokoh yang menuturkannya!
Ibu yang bijaksana
“Pergilah, Nak! Ibu akan selalu berdoa untuk keberhasilanmu”.
Kakek tua kepada cucunya
“Sejak nenekmu pergi setahun yang lalu, rumah ini tidak terawat lagi, Cu!”
Seorang lelaki yang marah
“Pergi! Mulai saat ini aku tidak ingin melihat wajahmu lagi”.
Seorang anak muda
“Saya pergi dulu, Bu! Doakanlah saya, agar dapat kembali dengan selamat!”
Lakukan kegiatan itu secara berkelompok! Untuk kelompok yang lain, beri penilaian
dan tanggapan terhadap cara pemeranan kalimat-kalimat tersebut! Selanjutnya, coba
pahami dialog-dialog dalam naskah yang telah kamu persiapkan, lalu lafalkanlah secara
tepat sesuai dengan tuntutan peran! Lengkapi pula pemeranan kalimat itu dengan gerak
yang sesuai untuk mendukung pelafalan kalimat-kalimat itu!
Buku :: Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono,
…[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.hal :: 76

D. Bermain Peran
Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
_ menghayati karakter tokoh yang akan diperankan
_ mengucapkan dialog tokoh yang akan diperankan dengan penghayatan yang
tepat
_ memerankan tokoh dengan dengan memperhatikan vokal, intonasi, mimik, dan
gesture.
Banyak aktor dan aktris terkenal yang memulai kariernya dari dunia teater.
Kepiawaian mereka dalam berakting menjadi salah satu sumber penghidupan
dan bahkan dapat membuat mereka hidup layak. Sekali lagi, kemampuan
seperti itu tidak datang begitu saja. Semua dijalani dengan keseriusan,
ketekunan, dan kerja keras sehingga mampu mencapai posisi puncak dalam
kariernya.
Kamu juga dapat mencapai kesuksesan seperti mereka. Tentu saja dengan
kesungguhan berlatih, ketekunan, dan kerja keras. Untuk itu, kompetensi dasar
bermain peran sesuai naskah yang ditulis teman ini kuasailah dengan sebaikbaiknya.
1. Memahami Karakter Tokoh yang Terdapat Dalam Naskah Drama. Setelah kamu kerjakan tugas-tugas tersebut, pahami dan hayati karakter
masing-masing tokoh. Bayangkan bahwa kamu akan memerankan salah
satu karakter tokoh. Dengan begitu, kamu akan dapat memahami dan
menghayati karakter tokoh. Pemahaman karakter tokoh akan sangat
membantu dalam bermain peran.
Latihan
1. Perankan kutipan drama di atas dalam kelompokmu.
Lakukan latihan pemeranan ini dengan bersungguh-sungguh. Jika
masih terjadi kesalahan, ulangi latihan bermain peran hingga pemeranan
betul-betul tidak terjadi kesalahan. Latihan ini akan membantu kamu dalam
memerankan naskah drama yang sudah ditulis temanmu atau hasil
karyamu sendiri dengan baik.
2. Bermain Peran dalam Kelompok
Pilihlan salah satu naskah drama yang sudah ditulis temanmu.
Bentuklah kelompok sesuai dengan jumlah tokoh yang terdapat dalam
naskah drama. Pilihlah pemain di antara anggota sesuai dengan tokoh dan
karakternya. Berlatihlah bermain peran dalam kelompokmu sesuai naskah
drama.
3. Memerankan Naskah Drama
Pilihlah salah satu naskah drama yang ditulis temanmu atau naskah
yang kamu tulis sendiri untuk dipentaskan. Bacalah dalam kelompokmu
naskah drama tersebut. Diskusikan watak-watak tokohnya. Tentukan para
pemain untuk memerankan tokoh yang sesuai dengan karakter tokohnya.
Lakukan latihan percakapan dan gerakan yang harus dilakukan sesuai
dengan naskah drama.
Setelah tiap-tiap kelompok melakukan persiapan yang cukup, lakukan
pementasan drama secara bergantian.
Buku :: SUWANDI, Sarwiji
b Bahasa Indonesia 2: bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs
kelas VIII/oleh Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.— Cet.1.— Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.hal :: 20

B. Bermain Peran sesuai Naskah yang Ditulis
Siswa
Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang
diproyeksikan di atas pentas. Melihat drama, penonton seolah-olah
melihat kejadian dalam masyarakat. Dalam hal ini, potret kehidupan
dalam dunia nyata diangkat atau disampaikan melalui pemeranan
tokoh-tokoh cerita. Maka dari itu, ketika kalian menulis atau
mengarang sebuah naskah drama, kalian dapat mengambil referensi
dari berbagai sisi kehidupan nyata di sekitar kalian.
Dalam pemeranan, watak suatu tokoh dapat dimengerti dari
kalimat-kalimat yang diucapkan maupun dari perilakunya. Teknik
yang dipakai untuk melukiskan watak tokoh antara lain dengan
cara berikut.
1. Melukiskan secara langsung bentuk fisik tokoh, misalnya
pakaian rapi, pakaian lusuh compang-camping, dan berambut
pirang.
2. Melukiskan jalan pikiran tokoh, misalnya dalam dialognya
seorang tokoh ingin menjadi seorang pengusaha dan tidak suka
dengan kekerasan.
3. Melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa, misalnya
meneteskan air mata ketika tertimpa masalah dan marah ketika
keluarga tokoh diperlakukan tidak adil.
4. Melukiskan keadaan sekitar tokoh, misalnya ruangan kerja
yang berantakan.
5. Melukiskan pandangan seorang tokoh terhadap tokoh lainnya,
misalnya tokoh yang lain menggambarkan watak tokoh sebagai
seorang yang sombong dan tinggi hati.
yang dituliskan dalam naskah drama. Untuk dapat memerankan
suatu tokoh dalam drama diperlukan berbagai kemampuan agar
pemeranan yang dilakukan menjadi menarik, bagus, dan tepat.
Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam pemeranan drama
adalah berikut.
1. Pemahaman terhadap keseluruhan isi naskah melalui dialog
antartokoh dan petunjuk lakuan.
2. Pemahaman terhadap setiap dialog yang diucapkan dan lawan
dialog yang diperankan tokoh lain.
3. Pemahaman dan penghayatan terhadap karakter tokoh yang
diperankan.
4. Pengungkapan ekspresi sebagai bentuk perwakilan dari apa
yang ingin disampaikan kepada penonton.
Pelajaran 3 Pariwisata 59
5. Penyampaian dialog jelas, sehingga penonton dapat menangkap
maksud dari sesuatu yang ingin disampaikan kepada penonton.
Dalam hal ini, diperlukan kemampuan yang berkaitan dengan
artikulasi, intonasi, dan volume suara.
6. Pemahaman teknik-teknik panggung yang meliputi blocking,
crossing, teknik muncul, dan bentuk akting.
Berdasarkan cuplikan dialog naskah drama di atas, kalian
dapat mengidentifikasi karakter tokoh yang ada, sebelum kalian
memerankannya. Identifikasi karakter tokoh-tokoh pada naskah
dan kesesuaian pemerannya dapat kalian pahami dalam penjelasan
berikut.
1. Karakter “Orang asing” dalam kutipan tersebut adalah sombong.
Selain itu, dilihat dari dialog-dialog yang diungkapkannya,
ia juga berwatak suka mencampuri urusan orang lain dan suka
menyindir. Dalam hal ini, situasi diri orang asing sedang penuh
selidik terhadap orang-orang dalam keluarganya. Ia meninggalkan
keluarganya ke kota saat usianya 13 tahun. Berkaitan
dengan pemeranan, dialog dan perilaku tokoh orang asing harus
disampaikan secara sopan, tapi menunjukkan kesan orang
besar.
2. Karakter “Ibu” dalam kutipan tersebut cenderung penyabar.
Tokoh Ibu memiliki kehidupan sebagai orang kampung yang
jauh dari pendidikan, dengan ekonomi kekurangan, pekerja
keras, dan sangat menghormati tamu yang dipandang sebagai
orang kaya. Berkaitan dengan dialog dan perilaku, tokoh Ibu
cenderung menunjukkan sikap sabar, tenang, dan datar.
3. Karakter “Gadis” dalam kutipan naskah drama di atas adalah
pemarah. Dialog-dialog yang diungkapkannya menunjukkan
bahwa tokoh Gadis berwatak mudah tersinggung. Dalam hal
ini, situasi diri tokoh Gadis mengalami tekanan mental karena
kakinya pincang. Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan
perilaku tokoh Gadis harus disampaikan secara keras,
emosional, dan menunjukkan kekecewaan. Karena tokoh
Gadis memiliki latar belakang kehidupan sebagai orang
kampung yang jauh dari pendidikan, maka ekspresi pemeranan
tokoh menampakkan gaya dan karakter khas orang kampung.
Dalam pemeranan sangat baik apabila kalian dapat
menyesuaikan karakter watak yang telah terindentifikasi berkenaan
dengan volume suara, intonasi, dan artikulasi. Dengan demikian,
kalian perlu melatih oleh vokal, pemahaman dan pendalaman
karakter, serta latihan berperan.
Buku :: hal :: WIRAJAYA, Asep Yudha
b Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep
Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.57

Bermain peran dengan naskah yang di tulis siswa

D.bermain Peran
Sebagai kelanjutan dari pembelajaran
sebelumnya, pada kegiatan pembelajaran
ini, kalian akan dilatih untuk memainkan
naskah yang telah ditulis pada kegiatan
sebelum ini. Memainkan peran sama
dengan berakting untuk tidak menjadi
diri sendiri. Dibutuhkan kemampuan
memahami isi naskah dan menafsirkan
peran yang akan dilakonkan.
Beberapa latihan yang dapat kalian
lakukan sebelum memerankan sebuah
peran, antara lain sebagai berikut.
1. Latihan vokal, tekanan, emosi, gestur, dan konsentrasi
a. Drama dimainkan dengan mengandalkan kekuatan
vokal para pemerannya. Oleh karena itu, latihan untuk
menguatkan vokal ini harus ditekuni. Latihan ini bisa
berupa pengucapan vokal a, i, u, o, e. Vokal harus jelas
dan keras karena pentas drama tidak menggunakan
pengeras suara.
b. Latihan tekanan dilakukan dengan mengucapkan
kalimat-kalimat yang mendapatkan tekanan pada katakata
tertentu.
Misalnya : ucapkan kalimat berikut dengan tekanan pada
kata yang digarisbawahi!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
c. Latihan emosi dilakukan dengan melatih kepekaan hati
atau perasaan kalian hingga menjadi mudah untuk
diajak berekspresi baik untuk marah, menangis, tertawa,
membentak, dan sebagainya.
D. Bermain Peran
Aspek: Berbicara
Standar Kompetensi:
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bermain peran
Kompetensi Dasar:
6.1. Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa
40 Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas VIII
Laitihan dapat dilakukan dengan melakukan
perenungan, pejamkan mata pikirkan sesuatu yang
menyedihkan terus lakukan hingga tanpa terasa air mata
kalian meleleh keluar sebagai ekspresi kesedihan. Setelah
beberapa lama kalian bersedih cobalah untuk tiba-tiba
tertawa terbahak-bahak dan seterusnya.
d. Latihan gestur adalah melatih gerak tubuh untuk
mendukung ekspresi dialog, misalnya tangan
menunjuk, mengangkat kedua telapak tangan sebagai
ekspresi kepasrahan, berjalan mondar-mandir sebagai
ekspresi kepanikan dan sebagainya.
e. Latihan konsentrasi dilakukan dengan pemusatan
pikiran untuk menjernihkan pikiran dan perasaan.
Latihan ini biasanya mengawali seluruh latihan dapat
juga mengakhiri seluruh rangkaian latihan.
2. Latihan pembacaan naskah
Setelah semua rangkaian latihan penunjang di atas dilakukan
maka latihan pembacaan naskah dilakukan yang dipimpin oleh
sutradara. Semua pemeran membaca naskah dengan ekspresi
dan sutradara membetulkan pembacaan yang kurang sesuai.
3. Persiapan akhir
Sehari sebelum pentas, dilakukan latihan terakhir yang
merupakan tiruan pentas. Cerita yang dipilih diperankan seperti
tuntutan naskah, seolah-olah pentas sebenarnya, hanya belum
menggunakan kostum dan belum ditonton oleh penonton.
Buku :: MARYATI
MAR Bahasa dan sastra Indonesia 2: untuk SMP/MTs kelas
k VIII/Maryati dan Sutopo -- Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.hal :39

C. Bermain Peran
Naskah drama yang kamu tulis merupakan hasil karya yang hebat. Melalui kegiatan ini
kamu akan berlatih memerankan naskah drama. Kemampuanmu membawakan naskah drama
dapat kamu gunakan untuk mengisi pentas seni di sekolahmu. Selain itu, memerankan naskah
drama dapat menjadi media ekspresi yang dapat melatih emosimu. Bagaimana memerankan
drama dengan baik? Kegiatan pembelajaran berikut ini dimaksudkan supaya kamu mampu
bermain peran dengan baik dan dengan cara improvisasi sesuai dengan naskah yang kamu tulis.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi bermain
peran adalah (1) mempersiapkan dan mendalami isi naskah, (2) berlatih melafalkan dialog, (3)
merancang pemeranan naskah drama, dan (4) mementaskan naskah drama sesuai dengan
naskah yang kamu tulis dan dengan cara improvisasi.
1. Mempersiapkan dan Mendalami Isi Naskah
Pada pelajaran kali ini kamu akan berlatih memerankan tokoh atau
pelaku yang terdapat dalam sebuah naskah drama. Pada pelajaran yang lalu
kamu telah ditugasi untuk menyusun sebuah naskah drama. Bila kamu tidak
menemukan sebuah novel yang cocok sebagai naskah drama, kamu dapat
menyusun naskah drama itu berdasarkan kejadian sehari-hari yang kamu alami,
77 Orang-orang di Sekitar Kita 4
Panggung menggambarkan sebuah ruangan kelas setelah jam pelajaran olahraga. Suasana
masih sepi, baru beberapa orang siswa yang mulai masuk ke kelas. Siswa yang lain masih berganti
pakaian. Tampak Ani, salah seorang siswi di kelas itu sedang menangis dikelilingi beberapa orang
temannya.
01. Hanna : (Duduk di samping Ani) Sudahlah, jangan menangis! Menangis tidak akan
menyelesaikan persoalan.
02. Ani : (Sambil terisak-isak menangis) Uang itu untuk membeli obat adikku yang sedang
sakit, Han! Sepulang sekolah ibu menyuruhku singgah di apotek.
03. Anto : Memangnya, di mana kamu simpan uang itu?
04. Ani : Aku simpan di dompetku dan dompet itu sekarang hilang.
05. Hanna : Memangnya kau simpan di mana dompet itu?
06. Ani : (Mengingat-ingat kembali) Rasanya, aku simpan di dalam tasku.
07. Anto : Siapa yang tinggal di kelas waktu jam olahg raga tadi?
08. Hanna : Oh ya, aku ingat, tadi Agus tidak ikut olahraga.
09. Anto : Apa mungkin dia yang mengambil uang itu?
10. Hanna : Bisa saja, karena hanya dia yang ada di ruangan saat jam olahraga.
11. Ani : (Menatap penuh kebingungan) Jadi kalian menuduh Agus yang mengambil
dompetku?
12. Anto : Aku yakin pasti dia yang mengambilnya. Kita semua tahu kalau selama ini hanya
dia yang suka membuat ulah di kelas kita.
13. Hanna : Bagaimana kalau kita laporkan pada wali kelas?
Dari arah pintu masuk seorang siswa, berjalan dengan langkah pincang.
14. Hanna : (Setengah berbisik) Itu dia anaknya!
15. Anto : Hai Agus, kenapa kamu tidak ikut pelajaran olahraga?
16. Agus : Kenapa kamu terlalu mau tahu urusanku! Aku mau olah raga atau tidak, kamu
tidak perlu tanya-tanya! (bicara dengan gayanya yang sinis)
17. Hanna : (Dengan nada keras) Pasti kamu yang mengambil dompetnya Gus!
misalnya tentang peristiwa salah paham dengan sesama teman atau tentang teman yang
sakit, tentang persahabatan.
2. Berlatih Melafalkan Dialog dengan Ekspresi, Jeda, Nada, dan Intonasi yang Tepat
Langkah persiapan lain yang harus dilakukan bila kita ingin memerankan naskah
drama adalah berlatih melafalkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam dialog dengan
intonasi yang tepat. Sebagai latihan, lafalkan dialog tersebut dengan intonasi yang tepat!
a. Berkelompoklah 5—6 siswa! Setiap kelompok melafalkan dialog para tokoh
tersebut!
b. Kelompok yang lain akan menilai dari segi (1) kesesuaian intonasi sesuai dengan isi,
(2) ketepatan lafal, dan (3) ekspresi dialog
Coba lafalkan pula kalimat-kalimat berikut ini dengan ekspresi, jeda, nada, intonasi,
dan gaya pengucapan yang tepat sesuai dengan tokoh yang menuturkannya!
Ibu yang bijaksana
“Pergilah, Nak! Ibu akan selalu berdoa untuk keberhasilanmu”.
Kakek tua kepada cucunya
“Sejak nenekmu pergi setahun yang lalu, rumah ini tidak terawat lagi, Cu!”
Seorang lelaki yang marah
“Pergi! Mulai saat ini aku tidak ingin melihat wajahmu lagi”.
Seorang anak muda
“Saya pergi dulu, Bu! Doakanlah saya, agar dapat kembali dengan selamat!”
Lakukan kegiatan itu secara berkelompok! Untuk kelompok yang lain, beri penilaian
dan tanggapan terhadap cara pemeranan kalimat-kalimat tersebut! Selanjutnya, coba
pahami dialog-dialog dalam naskah yang telah kamu persiapkan, lalu lafalkanlah secara
tepat sesuai dengan tuntutan peran! Lengkapi pula pemeranan kalimat itu dengan gerak
yang sesuai untuk mendukung pelafalan kalimat-kalimat itu!
Buku :: Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono,
…[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.hal :: 76

D. Bermain Peran
Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
_ menghayati karakter tokoh yang akan diperankan
_ mengucapkan dialog tokoh yang akan diperankan dengan penghayatan yang
tepat
_ memerankan tokoh dengan dengan memperhatikan vokal, intonasi, mimik, dan
gesture.
Banyak aktor dan aktris terkenal yang memulai kariernya dari dunia teater.
Kepiawaian mereka dalam berakting menjadi salah satu sumber penghidupan
dan bahkan dapat membuat mereka hidup layak. Sekali lagi, kemampuan
seperti itu tidak datang begitu saja. Semua dijalani dengan keseriusan,
ketekunan, dan kerja keras sehingga mampu mencapai posisi puncak dalam
kariernya.
Kamu juga dapat mencapai kesuksesan seperti mereka. Tentu saja dengan
kesungguhan berlatih, ketekunan, dan kerja keras. Untuk itu, kompetensi dasar
bermain peran sesuai naskah yang ditulis teman ini kuasailah dengan sebaikbaiknya.
1. Memahami Karakter Tokoh yang Terdapat Dalam Naskah Drama. Setelah kamu kerjakan tugas-tugas tersebut, pahami dan hayati karakter
masing-masing tokoh. Bayangkan bahwa kamu akan memerankan salah
satu karakter tokoh. Dengan begitu, kamu akan dapat memahami dan
menghayati karakter tokoh. Pemahaman karakter tokoh akan sangat
membantu dalam bermain peran.
Latihan
1. Perankan kutipan drama di atas dalam kelompokmu.
Lakukan latihan pemeranan ini dengan bersungguh-sungguh. Jika
masih terjadi kesalahan, ulangi latihan bermain peran hingga pemeranan
betul-betul tidak terjadi kesalahan. Latihan ini akan membantu kamu dalam
memerankan naskah drama yang sudah ditulis temanmu atau hasil
karyamu sendiri dengan baik.
2. Bermain Peran dalam Kelompok
Pilihlan salah satu naskah drama yang sudah ditulis temanmu.
Bentuklah kelompok sesuai dengan jumlah tokoh yang terdapat dalam
naskah drama. Pilihlah pemain di antara anggota sesuai dengan tokoh dan
karakternya. Berlatihlah bermain peran dalam kelompokmu sesuai naskah
drama.
3. Memerankan Naskah Drama
Pilihlah salah satu naskah drama yang ditulis temanmu atau naskah
yang kamu tulis sendiri untuk dipentaskan. Bacalah dalam kelompokmu
naskah drama tersebut. Diskusikan watak-watak tokohnya. Tentukan para
pemain untuk memerankan tokoh yang sesuai dengan karakter tokohnya.
Lakukan latihan percakapan dan gerakan yang harus dilakukan sesuai
dengan naskah drama.
Setelah tiap-tiap kelompok melakukan persiapan yang cukup, lakukan
pementasan drama secara bergantian.
Buku :: SUWANDI, Sarwiji
b Bahasa Indonesia 2: bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs
kelas VIII/oleh Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.— Cet.1.— Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.hal :: 20

B. Bermain Peran sesuai Naskah yang Ditulis
Siswa
Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang
diproyeksikan di atas pentas. Melihat drama, penonton seolah-olah
melihat kejadian dalam masyarakat. Dalam hal ini, potret kehidupan
dalam dunia nyata diangkat atau disampaikan melalui pemeranan
tokoh-tokoh cerita. Maka dari itu, ketika kalian menulis atau
mengarang sebuah naskah drama, kalian dapat mengambil referensi
dari berbagai sisi kehidupan nyata di sekitar kalian.
Dalam pemeranan, watak suatu tokoh dapat dimengerti dari
kalimat-kalimat yang diucapkan maupun dari perilakunya. Teknik
yang dipakai untuk melukiskan watak tokoh antara lain dengan
cara berikut.
1. Melukiskan secara langsung bentuk fisik tokoh, misalnya
pakaian rapi, pakaian lusuh compang-camping, dan berambut
pirang.
2. Melukiskan jalan pikiran tokoh, misalnya dalam dialognya
seorang tokoh ingin menjadi seorang pengusaha dan tidak suka
dengan kekerasan.
3. Melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa, misalnya
meneteskan air mata ketika tertimpa masalah dan marah ketika
keluarga tokoh diperlakukan tidak adil.
4. Melukiskan keadaan sekitar tokoh, misalnya ruangan kerja
yang berantakan.
5. Melukiskan pandangan seorang tokoh terhadap tokoh lainnya,
misalnya tokoh yang lain menggambarkan watak tokoh sebagai
seorang yang sombong dan tinggi hati.
yang dituliskan dalam naskah drama. Untuk dapat memerankan
suatu tokoh dalam drama diperlukan berbagai kemampuan agar
pemeranan yang dilakukan menjadi menarik, bagus, dan tepat.
Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam pemeranan drama
adalah berikut.
1. Pemahaman terhadap keseluruhan isi naskah melalui dialog
antartokoh dan petunjuk lakuan.
2. Pemahaman terhadap setiap dialog yang diucapkan dan lawan
dialog yang diperankan tokoh lain.
3. Pemahaman dan penghayatan terhadap karakter tokoh yang
diperankan.
4. Pengungkapan ekspresi sebagai bentuk perwakilan dari apa
yang ingin disampaikan kepada penonton.
Pelajaran 3 Pariwisata 59
5. Penyampaian dialog jelas, sehingga penonton dapat menangkap
maksud dari sesuatu yang ingin disampaikan kepada penonton.
Dalam hal ini, diperlukan kemampuan yang berkaitan dengan
artikulasi, intonasi, dan volume suara.
6. Pemahaman teknik-teknik panggung yang meliputi blocking,
crossing, teknik muncul, dan bentuk akting.
Berdasarkan cuplikan dialog naskah drama di atas, kalian
dapat mengidentifikasi karakter tokoh yang ada, sebelum kalian
memerankannya. Identifikasi karakter tokoh-tokoh pada naskah
dan kesesuaian pemerannya dapat kalian pahami dalam penjelasan
berikut.
1. Karakter “Orang asing” dalam kutipan tersebut adalah sombong.
Selain itu, dilihat dari dialog-dialog yang diungkapkannya,
ia juga berwatak suka mencampuri urusan orang lain dan suka
menyindir. Dalam hal ini, situasi diri orang asing sedang penuh
selidik terhadap orang-orang dalam keluarganya. Ia meninggalkan
keluarganya ke kota saat usianya 13 tahun. Berkaitan
dengan pemeranan, dialog dan perilaku tokoh orang asing harus
disampaikan secara sopan, tapi menunjukkan kesan orang
besar.
2. Karakter “Ibu” dalam kutipan tersebut cenderung penyabar.
Tokoh Ibu memiliki kehidupan sebagai orang kampung yang
jauh dari pendidikan, dengan ekonomi kekurangan, pekerja
keras, dan sangat menghormati tamu yang dipandang sebagai
orang kaya. Berkaitan dengan dialog dan perilaku, tokoh Ibu
cenderung menunjukkan sikap sabar, tenang, dan datar.
3. Karakter “Gadis” dalam kutipan naskah drama di atas adalah
pemarah. Dialog-dialog yang diungkapkannya menunjukkan
bahwa tokoh Gadis berwatak mudah tersinggung. Dalam hal
ini, situasi diri tokoh Gadis mengalami tekanan mental karena
kakinya pincang. Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan
perilaku tokoh Gadis harus disampaikan secara keras,
emosional, dan menunjukkan kekecewaan. Karena tokoh
Gadis memiliki latar belakang kehidupan sebagai orang
kampung yang jauh dari pendidikan, maka ekspresi pemeranan
tokoh menampakkan gaya dan karakter khas orang kampung.
Dalam pemeranan sangat baik apabila kalian dapat
menyesuaikan karakter watak yang telah terindentifikasi berkenaan
dengan volume suara, intonasi, dan artikulasi. Dengan demikian,
kalian perlu melatih oleh vokal, pemahaman dan pendalaman
karakter, serta latihan berperan.
Buku :: hal :: WIRAJAYA, Asep Yudha
b Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep
Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.57

Total Tayangan Halaman